Selasa, 22 Desember 2009

Anugrah Penghargaan dari The National Committee of Hindu Muda Award sebagai "TOKOH BRAHMANA MUDA "





PIDATO PENGHORMATAN PEMBERIAN PENGHARGAAN SEBAGAI TOKOH BRAHMANA MUDA
Om Swastyastu


om ajnana-timirandhasya jnananjana-salakay
caksur unmilitam yena tasmai sri gurave namah
isvarah parama krsnah sat cid ananda vigrahah
anadir adir govinda sarva karana karanam

om namo brahmananya devaya go brahmana hitaya ca
jagad hitaya krsnaya govindaya namo namah

om avignam astu tat astu svaha

Dalam kesempatan yang berbahagia ini, atas limpahan karunia dari Hyang Widhi, para Dewa dan leluhur, saya mengucapkan hormat yang sedalam-dalamnya kepada The National Committee of Hindu Muda Award ke 7 tahun 2009, yang telah mempercayakan kepada saya sebagai salah satu tokoh brahmana tahun 2009. Semoga peristiwa ini sebagai suatu momentum untuk perkembangan Hindu ke depan dengan mana masyarakat Hindu bisa meraih tujuan yang tertinggi “Moksartham jagad hita ya ca iti dharma”, dengan mengikuti jejak para tokohnya khususnya dalam kebrahmanaan. Tentu kita semua harus belajar dan berusaha, khususnya saya masih terus belajar dan berusaha agar tujuan tertinggi agama Hindu terealisasi dalam hidup kita, bukan menjadi suatu khayalan seperti yang terjadi saat ini akibat modernisasi yang keliru.
Bapak, Ibu, saudara umat sedharma yang saya cintai, memiliki sifat kebrahmanaan adalah tolak ukur pendakian spiritual untuk mencapai moksa. Sekarang banyak yang tidak tertarik dengan kata moksa, karena lahir di jaman Kali dimana kepribadian Kali mengkhayalkan setiap orang agar menjauhi Tuhan dengan meninggalkan sifat kebrahmanaan. Perlu diketahui bahwa misi dari kepribadian Kali adalah untuk menggiring setiap orang menuju Neraka dan disiksa dalam waktu yang lama.
Sangat keliru pemikiran yang berkembang bahwa para Brahmana hanyalah orang-orang yang bekerja dalam hal keagamaan seperti Pendeta dll. Tentu kriteria brahmana telah dijelaskan oleh Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Sri Krishna dalam Bhagavad-gita dan juga bahwa sifat brahmana bertentangan dengan sifat-sifat raksasa yang dijelaskan dalam Bhagavad-gita 16.4:

dambho darpa bhimanas ca krodhah parusyam eva ca
ajnanam cabhijatasya partha sampadam asurim

“Sifat bangga, sikap sombong, sifat tak peduli, amarah, sikap kasar, dan kebodohan, sifat-sifat ini dimiliki oleh orang yang bersifat jahat, wahai putera Prtha.”

Inilah jalan utama menuju Neraka. Sifat raksasa hanya membuat pertunjukan dalam hal keagamaan dan kemajuan ilmu rohani. Sebaliknya prinsip-prinsip dharma ditinggalkan seperti 4 prinsip (tiang dharma):
1. Daya : mengasihi
2. Satya : kejujuran, yang diwujudkan dengan tidak berjudi.
3. Sauca : kesucian, yang diwujudkan dengan tidak melakukan zinah.
4. Tapa : pengendalian diri, yang diwujudkan dengan tidak mabuk-mabukan.
Juga merasa bangga dan sombong karena pendidikan tinggi dan banyak halangan sehingga tidak tertarik dengan hidup kebrahmanaan seperti yang disabdakan Tuhan dalam Bhagavad-gita 18.42:

samo damas tapah saucam ksantir arjavam eva ca
jnanam vijnanam astikyam brahma-karma svabhava-jam

“Kedamaian, mengendalikan diri, pertapaan, kesucian, toleransi, kejujuran, pengetahuan, kebijaksanaan dan taat pada prinsip keagamaan. Para brahmana bekerja dengan sifat yang wajar ini.”

Inilah sifat-sifat kebrahmanaan. Kita harus belajar memiliki semua ini, walau itu sulit atau kadang gagal, karena itu syarat dalam kehidupan manusia apapun pekerjaannya (kewajibannya), hendaknya memiliki sifat-sifat seperti itu. Sehingga pekerjaan (kewajiban) bukan menyatakan seseorang itu lebih rendah di hadapan Tuhan juga di kalangan umat Hindu. Karena itulah kita perlu seorang penyelamat yaitu, guru kerohanian dimana kita tidak bisa datang kepada Tuhan tanpa karunia dan bimbingan seorang guru kerohanian seperti yang dijelaskan dalam Bhagavad-gita 4.34:

tad viddhi pranipatena pariprasena sevaya
upadeksyanti te jnanam jnaninas tatva darsinah

“Cobalah mempelajari kebenaran dengan cara mendekati seorang guru kerohanian. Bertanya kepada beliau dengan tunduk hati dan mengabdikan diri kepada beliau. Orang yang sudah insaf akan dirinya dapat memberikan pengetahuan kepadamu karena mereka sudah melihat kebenaran itu.”

Guru kerohanian sangat mutlak diperlukan dalam mencapai Tuhan. Tentu guru yang bonafide dan murid juga yang bonafide dalam pemahaman nilai-nilai spiritual dan penyerahan dirinya. Karena itu dalam kesempatan yang berbahagia ini, saya menyampaikan kepada seluruh umat Hindu. Jadikanlah Kitab Suci Weda khususnya di jaman Kali ini yaitu Bhagavad-gita dengan bertanya dengan tunduk hati dan menyangkal diri dengan menyerahkan diri kepada guru kerohanian yang berada dalam garis perguruan yang turun dari Maharsi Vyasa Dewa. Semua umat Hindu mesti memiliki sifat brahmana sebagai titik dasar untuk mencapai tujuan beragama.
Penghargaan semacam ini adalah suatu simbul agama kita selalu semangat dalam mencintai Tuhan dan sejahtera dalam suatu keluarga besar Hindu. Guru saya adalah seorang brahmana sejati dan terbesar di jaman ini. Seorang misionaris Hindu yang tersohor yang telah sanggup memberikan damai dengan kasih dan ajarannya, yang merupakan pelanjut Maha Rsi Vyasa, yang sangat bonafide. Beliau adalah H.D.G. A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada. Seorang misionaris besar di jaman Kali ini, dengan mengajarkan nilai-nilai cinta kasih kepada Tuhan berdasarkan Kitab Suci Bhagavad-gita. Dan seorang yang tidak datang pada garis perguruan yang bonafide dia tidak akan pernah mengerti maksud yang terkandung dalam Bhagavad-gita.
Sementara Award seperti ini adalah milik beliau. Saya hanyalah perpanjangan dari beliau sebagaimana yang telah diperintahkan oleh guru kerohanian saya, H.D.H. Srila Gour Govinda Swami Maharaja dan H.D.H Srila Bhaktisvarupa Damodara Swami Maharaja, yaitu murid-murid dari H.D.G. A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada untuk membawa misi pengajaran Weda ini ke seluruh nusantara.
Tugas ini sangat saya syukuri sebagai suatu yang sangat istimewa mengingat bumi nusantara adalah bumi Hindu yang sakral yang didalammya Kitab Suci Weda harus dibangkitkan dan sifat kebrahmanaan harus diwujudkan. Maka dari sanalah Ibu Pertiwi akan berbahagia. Para Dewa, para leluhur akan menari-nari dalam kebahagiaan nyanyian Tuhan.
Jika hal ini tidak terlaksana, segala cita-cita yang luhur akan merupakan khayalan. Karena itu bantulah saya dalam melaksanakan tugas misi ini sebagai pelanjut dari Garis Perguruan Maha Rsi Vyasa Deva yang turun dari Tuhan kepada Dewa Brahma dan yang juga merupakan pewaris dan pelanjut ajaran Waisnawa dari leluhur saya Maha Rsi Wang Bang Kresna Kepakisan, yaitu seorang Waisnawa penasehat kerajaan Majapahit dan guru dari Mahapatih Gajah Mada yang mana berasal dari keturunan Hyang Sri Sunya Wisnu Murti (murid dari Maha Rsi Markandeya).
Semoga Hindu akan jaya dalam nyanyian-nyanyian Wedanya yang suci. Jadilah seorang brahmana, karena brahmana dicintai oleh Tuhan seperti yang disebutkan dalam sloka Visnu Purana 1.19.65 di atas:

om namo brahmananya devaya go brahmana hitaya ca
jagad hitaya krsnaya govindaya namo namah

“Biarkan hamba menyampaikan sembah sujud hamba kepada Tuhan Sri Krishna, Yang merupakan arca kesayangan semua orang-orang suci, Yang mengharapkan kesejahteraan sapi-sapi dan para brahmana dan Yang selalu melindungi seluruh alam semesta.”

Hari Om Tat Sat
Om Santih Santih Santih Om.

Salam hormat dan sembah sujud saya,
(Ida Waisnawa Pandita Damodara Pandit Dasa)

THE MISSION ....






In this age of kali is full of intimated faults indeed it is just like on ocean of faults (dosa nidhi). But there is one chance, on opportunity, kirtanad eva krsnasya simply by chanting the HARE KRSNA MAHA MANTRA one can be freed from the contamination of kali yuga and in his original spiritual body can return, back home back to god head.

Hare Krishna, Hare Krishna, Krishna Krishna, Hare Hare/Hare Rama, Hare Rama, Rama Rama, Hare Hare.

“O Krishna, O energy of Krishna, please engages me in your service.”

The international society For Krsna Consciousness was founded by His Divine Grace A.C Bhaktivedanta Svami Prabupada in 1966. It belong to the Gaudya Vaisnava tradition, teachings of Bhagavad Gita and Srimad Bhagavatam. In this age of kali there is no alternative to chanting this maha mantra it is stated that the essence of all Vedic literature is the chanting of this holy name of krsna :hare krsna hare krsna krsna krsna hare hare hare rama harerama rama rama hare hare .
Bhaktisidanta Sarasvati Thakur for teaching and spread knowledge of the Veda like Bhagavad Gita and Bhagavata Purana to the entire world. The since is coming directly from krsna, after that is coming to Deva Rsi Narada, than it’s come to Maha Rsi Vyasa Deva. Maha rsi Vyasa Deva is high Acarya and Nabi of Hindu. He arranged Catur Veda, Upanisad, Purana –Purana and Mahabarata .After that, the since is coming to Sukadeva Gosvami .Above knowledge as coming from disciplic succession (parampara) Continuous. Before
H.D.G Srila Gour Govinda Svami and,..…H.D.G Srila Bhakti Svarupa Damodara Svami
disciples of A.C Bhaktivedanta Svami Prabupada) Pass away (back to spiritual world) He was gave instruction to his disciples
Sri Srimad Ida Waisnawa Panditha Damodara Pandita Dasa to continue the mission to preach, spread the scriptures or since in Bali and Indonesia to continue the mission of Srila Prabupada and Caitanya Mahaprabu