Selasa, 23 Februari 2010

YANG SUCI BERKARUNIA IDA WAISNAWA PANDITA DAMODARA PANDIT DASA


YANG SUCI BERKARUNIA
IDA WAISNAWA PANDITA DAMODARA PANDIT DASA (Guru pandita)



Lahir pada tanggal 04 April 1967, di Desa Pelapuan Kecamatan Busungbiu, Buleleng-Bali. Dengan nama Dewa Darmayasa. Mendapat gelar sarjana jurusan Bahasa Inggris dari Universitas Udayana pada tahun 1991. Masa kecil beliau lebih banyak beliau lalui di kota Mataram ini,tempat beliau tinggal di Perumnas . Mataram adalah kota impian beliau. Mataram adalah kota masa kecil beliau yang telah membentuknya untuk menekuni Weda. Mengenal ajaran Weda dari Brahma Sampradaya pada tahun 1989, yang benar-benar mampu memberikan tuntunan dan bimbingan kepada beliau dalam jalur pengajaran rohani yang berdasarkan Kitab Suci dan Pustaka Suci Weda, dari Maha Rsi Vyasa Dewa yang merupakan Nabi umat Hindu. Hal ini dirasakan sebagai jawaban atas doa beliau kepada leluhurnya yaitu Ida Sri Krishna Kepakisan. Selanjutnya, beliau mendapatkan informasi dari penglingsir keluarga satria dan lontar-lontar, ternyata Ida Sri Krishna Kepakisan, yang mana ayah beliau adalah seorang brahmana yang merupakan Guru dari Mahapatih Gajahmada, juga mempelajari Weda dari garis perguruan suci Weda yang sama.



Dewa Darmayasa yang kemudian dikenal dengan nama Yang Suci Berkarunia Ida Waisnawa Pandita Damodara Pandit Dasa atau oleh murid-muridnya disebut dengan nama Guru panditha, mendapatkan karunia diksa dari Yang Maha Suci Rohani Srila Gour Govinda Swami Maharaja, seorang suci yang lahir di keluarga waisnawa brahmana yang berasal dari negara bagian Orissa India. Guru Siksa sekaligus Pandita Nabenya juga berasal dari India yang bernama Yang Maha Suci Rohani Srila Bhaktisvarupa Damodara Swami Maharaja (DR. T.D. Singh). Beliau lahir di keluarga waisnawa yang mana leluhurnya adalah Arjuna, dari salah satu istrinya yang bernama Citrangada. Keduanya ini adalah murid dari Yang Berkarunia Rohani dan Yang Maha Suci A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada, yang merupakan seorang misionaris Hindu yang termahsyur, yang mengajarkan ajaran Weda ini ke seluruh dunia.
Yang Suci Berkarunia Ida Waisnawa Panditha Damodara Pandit Dasa dikukuhkan sebagai Pandita pada tahun 2005 yang bertempat di Sri-Sri Krishna Balarama Ashram Denpasar. Dan yang menjadi Guru Saksinya adalah Ketua Sabha Pandita PHDI Pusat Ida Pedanda Gede Ketut Sebali Tianyar Arimbawa. Acara pengukuhan ini juga dihadiri oleh Panditha dan Raja dari Orissa India. Bahkan Panditha dari Orissa ini, mengatakan bahwa leluhur Guru pandita merestui dan memberkati pengukuhan Guru Pandita sebagai Pandita, dengan ciri – ciri yang didapatkan ketika tangkil ke Pura Pedarman di Pura Besakih seusai acara pengukuhan tersebut. Sehingga Guru Siksa beliau, Yang Maha Suci Bhaktisvarupa Damodara Swami Maharaja memerintahkan kepada beliau untuk membawa misi suci Weda ini ke seluruh Indonesia dan seluruh dunia serta memberikan kuasa untuk menjadi guru kerohanian serta melanjutkan garis perguruan Weda ini, yang salah satu cabangnya dimulai dari Bali. Yang mana wacana yang serupa juga ditegaskan kembali oleh Raja Orissa.
Sampai saat ini, Guru pandita mengemban tugas sebagai Presiden Organisasi Kerohanian Hindu ISKCON-INDONESIA. Dimana organisasi ini, dalam kegiatannya untuk membangkitkan kesadaran umat manusia untuk menekuni ajaran Weda sehingga umat manusia dapat mengenal jati dirinya sebagai umat menusia untuk mencapai alam rohani yang kekal. Selain juga untuk memperkuat mereka untuk menjadi umat Hindu. Organisasi ini telah tergabung dalam organisasi yang berskala nasional dan internasional, yang bekerja di bawah PHDI dan Dirjen Bimas Hindu.
Semenjak Yang Suci Berkarunia Ida Waisnawa Pandita Damodara Pandit Dasa menjadi presiden organisasi ini, beliau telah mengikuti Mahasabha PHDI Pusat dari tahun 2006 dan mengikuti Pesamuhan Agung PHDI Pusat setiap tahunnya. Parisada juga sudah mempercayakan beliau untuk mendidik Pandita dan mengukuhkannya. Selain itu beliau juga dipercaya untuk melakukan upacara Sudi Wadhani bagi mereka yang akan masuk Hindu. Beliau juga telah mendiksa 160 murid yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia dan dari Eropa. Dalam kesehariannya membina umat Hindu untuk mengerti tentang Weda, beliau juga kerap kali mengajak murid-muridnya bertirta yatra ke Pura-Pura yang ada di Bali dan Indonesia, selain juga untuk melaksanakan puja bhakti kehadapan Sang Hyang Widhi dengan berbagai manifestasiNya, juga untuk mengenang para leluhur yang suci dari umat Hindu di Bali. Beliau melakukan semua ini dengan keinginan yang dalam agar setiap orang mengerti dan mau mempelajari Kitab Suci Weda yang merupakan warisan leluhur dari jaman yang sangat lampau. Dan menjadi umat Hindu yang teguh, dengan iman atau sraddha kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, para dewa dan para leluhur, serta menjadi umat Hindu yang saling mengasihi satu dengan yang lainnya dalam kedamaian dan keharmonisan, sebagai landasan untuk bersama-sama menekuni ajaran Weda, sehingga tujuan dari agama Hindu; ‘Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma’ terealitas dalam kehidupan sehari-hari.




A BRIEF BIOGRAPHY OF
HIS HOLY GRACE
IDA WAISNAWA PANDITA DAMODARA PANDIT DASA
Sri Srimad Ida Waisnawa Pandita Damodara Pandit Dasa was born on April 4, 1967 in Pelapuan Village, District of Busungbiu, Buleleng, Bali by name Dewa Darmayasa. He achieved his undergraduate degree on English Program from University of Udayana, Bali in 1991. In his childhood, he got a lot of experiences in the city of Mataram, Lombok. Mataram was his city of dream which became a city of his past childhood which contributed to his adherence in learning Vedas. He started his acquaintance with the Vedas from Brahma Sampradaya in 1989, which was really able to give him guidance to follow spiritual teachings based on the Vedic Literature. This sampradaya was originated from Lord Krsna Himself and inherited successively through disciplic succession (parampara) to Brahma, Narada Muni, Vyasadeva (the prophet of the Hindus) and to many proceeding successors until this now era. This guidance from the Brahma Sampradaya was a reply of his prayer towards his ancestor, Ida Sri Krsna Kêpakisan. Afterwards, he received information from the senior leader of Satria family (a family of a ruling class or ksatriya) and also some lontars (ancient manuscripts written in Balinese characters on palm leaves) revealing that in fact, Ida Sri Krsna Kepakisan’s father also used to follow the same disciplic succession (the Brahma Sampradaya). Ida Sri Krsna Kepakisan’s father was also the spiritual master of Gajah Mada, the prime minister of Majapahit Empire during its heydays.
Dewa Darmayasa who was later known as His Holy Grace Ida Waisnawa Pandita Damodara Pandita Dasa (his disciples often call him as Guru Pandita), accepted initiation (diksha) from His Divine Holiness Sri Srimad Srila Gour Govinda Svami Maharaja (Gurudev), a holy sannyasi born in a brahmana-vaisnava family in Orissa, India. Guru Pandita’s siksha guru as well as his pandita-nabe was His Divine Holiness Sri Srimad Srila Bhaktisvarupa Damodara Svami Maharaja (Dr. T.D. Singh), who was also from India. Srila Bhaktisvarupa was born from a Vaisnava family in the ancestral lineage of Arjuna and his wife Citrangada. Both Srila Gurudev and Srila Bhaktisvarupa were disciples of His Divine Grace A.C. Bhaktivedanta Svami Prabhupada, a well-known Hindu missionary who disseminate the Vedic teachings and literature throughout the whole globe.
His Holy Grace Ida Waisnawa Pandita Damodara Pandit Dasa was inaugurated a pandita (a Vaisnava priest) in 2005 in Sri Sri Krsna Balarama Ashram, Denpasar. His saksi guru was the chief of central board of Sabha Pandita PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia—Indonesia Hindu Governing Board), Ida Pedanda Gede Ketut Sebali Tianyar Arimbawa. This inauguration sacrament was also attended by the chief priest of Jagannath Puri Temple and the king of Orissa, India. The chief priest stated that the sacrament was blessed by Srila Guru Pandita’s ancestors since there was an oracle received from Srila Guru Pandita’s ancestral temple (Pura Padharman) in Besakih, Karangasem on a pilgrimage after the ceremony.
Srila Guru Pandita’s siksha guru, Srila Bhaktisvarupa Damodara Svami Maharaja then ordered him to carry out this divine mission to disseminate the Vedas throughout Indonesia and the whole world. Srila Bhaktisvarupa Damodara Svami Maharaja also conferred authority to Srila Guru Pandita to become a spiritual master and to continue the disciplic succession (the parampara) which one of the branches would start in Bali. This statement was also confirmed by the King of Orissa.
Today, Srila Guru Pandita is in charge as the president of a Hindu spiritual organization named ISKCON-Indonesia. This organization is purposed to awaken the consciousness of all human beings regarding the Vedic teachings so that people are able to realize their real position as human beings and eventually reach the eternal spiritual world. Additionally, ISKCON-Indonesia has also established links to other national and international organizations under the PHDI and the Dirjen Bimas Hindu (Directorate General of Public Counseling for the Hindus) to strengthen the faith of the Hindus towards their religion.
Since Srila Guru Pandita has become the president of this organization, he has regularly attended the Mahasabha PHDI Central Board firstly in 2006 and has also attended the Pasamuhan Agung of the PHDI Central Board every year. The Parisada has entrusted Srila Guru Pandita to educate and inaugurate panditas (priests). Furthermore, he is also entrusted to commit suddhi vadani sacrament for those who are willing to become a Hindu. He has also initiated more than 160 disciples both from Indonesia and European countries. In his daily duties as a spiritual master to educate the Hindus to understanding the Vedas, he often arranges some pilgrimages with his disciples to many temples around Bali and Indonesia. This is conducted either to offer obeisance to Sang Hyang Widhi, the Absolute Truth and His various manifestations or to offer salutation to our holy demigods and ancestors in Bali.
Srila Guru Pandita commits these duties in a very deep willingness so that everyone is willing to learn the holy-ancient Vedas and understands them. In this way, the Hindus will be strong in faith upon the Godhead, the holy demigods and the ancient ancestors. In a more worldly scope, the Hindus are expected to be affectionate towards each other in peace and harmony as a base to the fellowship of the Vedas. Consequently, the aim of the Hindus: mokshartham jagaddhitaya ca iti dharma could be realized in daily life.
That is all a brief biography of His Holy Grace Ida Waisnawa Pandita Damodara Pandit Dasa (Srila Guru Pandita).

Tad astu.
Harih om tat sat.
Om shanti shanti shanti, Om.